2/04/2010

Bahasa Masa Kini

Pernah dengar anak remaja Indonesia berbicara. Yep,,, Indonesia kaya akan bahasa, mulai dari bahasa Sunda, Betawi, Jawa, Bali, Sasak, dsb. Tapi bukan ini yang ingin aku bahas. Karena setiap bahasa daerah menunjukkan kekhasan masing-masing daerah. Lalu apa yang ingin aku bahasa kali ini???

Sebenarnya kurang tepat jika dibilang membahas. Karena aku hanya sekedar ingin mengungkapkan sedikit pengalamanku selama hidup ini [terlau melebihkan ya]. Oke langsung aja. Akhir-akhir ini aku baru menyadari suatu hal.Ternyata setiap orang memiliki keunikan tersendiri yang terlihat dari bahasa mereka. Ini dia beberapa contoh yang aku temukan saat ulangan pidato beberapa hari yang lalu :

1. Penggunaan kata “anu”
Anu,,
Entah mengapa kata ini sering sekali diucapkan oleh orang-orang. Termasuk aku juga sih.Hehe.. Anu diibaratkan sebagai perumpamaan sesuatu yang orang tersebut mengerti tapi tidak dapat mengungkapkannya. Yah, terlontarlah kata itu. Apalagi di kalangan pelajar, saat guru menanyakan sesuatu sering murid menjawabnya dengan “anu” sebagai permulaan. Kata “anu” layaknya kata depan yang dapat membantu kita yang sedang loading memikirkan kalimat yang harus kita ucapkan selanjutnya. Contoh: “Anu,, Pak. Itu loh.. Anu...”

2. Penggunaan kata “E”
E bukan hanya sebuah huruf. Kini E memiliki banyak makna seperti kata pada umumnya. Saat memanggila teman tak jarang kita mengucapkan E ketimbang memanggil namanya. E juga digunakan ketika kita berbicara dan lupa apa yang ingin diucapkan selanjutnya. E juga memuliki fungsi mirip Anu yang membantu saat kita sedang loading.

3. Penggunaan kata “apa?”
“apa” adalah salah satu kata yang aku tunggu dari temanku ketika ia sedang berpidato kemarin. Mengapa??? Karena setiap kata tanya mempunyai jawaban. Tentu kami dengan senang hati menjawab ucapan temanku. Walaupun ia tak berniat seperti itu. Penjelasan mudahnya seperti ini. Ada seseorang temanku dan mungkin masih banyak lagi orang yang memiliki kebiasaan berbicara dengan menggunakan kata apa. Apa ga jauh juga dari saudaranya yang lain[ anu, e, ya]. Saat berbicara sesuatu kata apa sering terlontar. Padahal hanya dia yang mengetahui sesuatu itu. Tapi “apa” sesungguhnya tidak ditujukan kepada siapa pun selain dirinya. Dengan mengatakan kata “apa” ia dapat ingat kalimat yang harus diucapkannya ketika itu juga. Sehingga “apa” sepertinya sebuah alat pengingat. He...
Contoh : Hal ini terjadi pada temanku ketika ia sedang berpidato.
“Kita harus mentaati peraturan lalu lintas karena... apa,,, karena hal tersebut dapat merugikan diri kita maupun orang lain.” Nah kata apa yang diucapkan temanku itu tentu mengundang perhatian dari temanku yang lain. Sehingga audiens pun menjawab...”Apa ayo???”

4. Penggunaan kata ‘ya”
Ya berarti setuju... Bisa juga benar atau betul. Masih ingat Aa Gym dengan ciri khas BETUL-nya. Kata ya hampir sama seperti itu. “Ya” memang mengundang perhatian audiens. Namun jika diucapkan berkali-kali hal itu akan disalahkan. Seperti kisah seseorang guruku yang slalu mengucapkan kata ya diakhir kalimatnya. Sehingga beginilah gambaran penjelasan saat itu.
“ Pada zaman pra sejarah dikenal kepercayaan dinamisme dan animisme, ya.. Kepercayaan itu terlihat dari adanya hasil-hasil kebudayaan, ya... Seperti kubur batu, waruga, sarkofagus, ya...”


Nah, bagaimana... Ternyata ucapan kita sehari-hari sangat unik,, ya... Eee, masih banyak contoh-contoh di kehidupan sehari-hari. Hal itu,, anu,, ciri khas masing-masing pribadi. Jadi,, apa..jangan takut untuk mengucapkannya ya...[He......1000x]

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger